Entri Populer: Cemburu

Selasa, 25 Januari 2011

OBSERVASI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK


Tahapan-tahapan perkembangan kognitif/intelegensi
  1. Sensomotor (0-2)
  2. Pemikiran Properasional (2-7 tahun)
  3. Operasional Konkret (7-11 tahun)
  4. Operasional Formal (11 tahun keatas)

Perkembangan Kognitif tahap Sensorimorik (0-2 tahun)
Tahap ini meliputi kemajuan dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi yang ia terima melalui gerakan-gerakan fisik. Tahap sensorimotorik memiliki enam sub tahap yakni refleks sederhana; kebiasaan pertama dan reaksi sirkuler primer; reaksi sirkuler skunder; reaksi sirkuler tersier; keingintahuan sesuatu yang baru; dan internalisasi skema.

Mohammad Aditia Lantu (TTL 07 september 2008)
Pengamat mengamati perkembangan kognitif bayi yang berumur <1 bulan pada tanggal 27 September. Pengamat ingin memastikan adanya keterkaitan erat antara aktivitas motorik dan persepsi bayi. Pengamat juga ingin membuktikan teori Piaget dalam Atkinson (2007; 147) yang menyatakan bahwa pada 2 tahun pertama, bayi mengalami kehidupan yang disebut stadium sensimotorik. Selama periode ini, bayi sibuk menemukan hubungan antara tindakan mereka dan konsekuensi dari tindakan itu melalui eksperimen dalam pembentukan konsep diri mereka sebagai terpisah dari dunia luar.
Teori ini terbukti saat pengamat mempelajari bagaimana Aditia menangis jika membutuhkan sesuatu atau ingin diperhatikan. Contoh deskripsi Adalah aditia menangis jika dia buang air, haus, takut, dll. Dia melakukan hal demikian karena dia sudah mendapatkan pengetahuan dari pengalamannya jika dia menangis, orang disekitar dia akan memperhatikannya dan memperdulikannya. Hal ini disebabkan oleh kebiasaan lingkungannya yang akan memperlakukan hal demikian jika dia menangis.
Pemaparan diatas sesuai dengan konsep perkembangan sosial anak menurut Piaget yang menyatakan bahwa kontak sosial antara lingkungan dan bayi akan mempengaruhi hubungan anak dengan lingkungan, perilaku, perlekatan, dll. Seperti contoh kasus Aditia yang belum dapat mengenali orang disekelilingnya.
Saat diobservasi, Aditia tertidur pulas dalam dekapan orang lain yang bukan orang tuanya.demikian juga halnya saat dia dalam dekapan orang tuanya. Masih dihari yang sama namun jam tidur yang berbeda, Aditia didekap oleh orang tuanya dengan tanpa menggunakan handuk yang halus. Aditia menunjukkan rasa tidak nyaman dan menangis. Namun saat pengasuhnya mendekapnya dengan menggunakan handuk halus. Aditia bisa tenang dan tertidur pulas.
Aditia akan menangis dan terbangun dari tidurnya jika dia buang air. Hal ini menimbulkan suatu pertanyaan apakah dia terbangun karena ingin buang air atau karena tempat tidurnya yang basah? Untuk lebih mencari pembuktian, pengamat membeli popok yang mampu membuat kulit bayi tetap kering dan nyaman walaupun sepuluh kali buang air. Pada awalnya, Aditia masih tetap menangis walaupun sudah menggunakan popok tersebut namun tidak cukup 2 hari menggunakan popok tersebut dia sudah tidak menangis lagi walaupun sudah buang air.
Setelah diamati penyebab Aditia menangis walaupun sudah menggunakan popok, adalah Aditia sudah mengalami pembelajaran bahwa jika dia buang air pasti tempat tidurnya akan basah dan dia tidak akan nyaman lagi.  Jadi walaupun dia sudah menggunakan popok yang tetap kering dan nyaman namun dia tetap menangis pada saat buang air. Namun setelah dia mengalami pengalaman yang berbeda bahwa walaupun dia sudah buang air tapi tempat tidurnya tidak basah karena sudah menggunakan popok respons menangispun sudah tidak ada lagi. Artinya seorang bayi sudah dapat merasakan sesuatu yang nyaman dan memutuhkan rasa nyaman. Seorang bayi juga sudah dapat belajar dari pengalaman untuk membedakan mana yang nyaman dan yang tidak.
Fenomena diatas menggambarkan bahwa bayi memerlukan rasa aman, nyaman dll juga sekaligus belajar dari pengalaman. Jadi, dia akan merasa lebih dekat dengan lingkungan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini membuktikan teori Piaget yang menyatakan bahwa maturasi penting dalam menentukan respon anak sebab bayi cenderung mencari kedekatan dengan orang tertentu dan merasa lebih aman dengan kehadiran mereka. Proses ini disebut dengan perlekatan. Dengan demikian akan terbentuk dan terpelihara system interaksi sosial antara lingkungan dan bayi.
Aditia dijemur oleh orang tuanya setiap pagi hari. Aditia memperlihatkan respons memicingkan mata walaupun ternyata dia sulit membukanya. Pengamat mengamati perbedaan detak jantung saat dijemur dan sesudahnya. Usaha Aditia untuk membuka matanya seiring dengan detak jantungnya yang semakin kuat
Untuk melihat apakah pada masa itu bayi tidak dapat mendengar seperti apa yang dikatakan kebanyakan orang, pengamat meminta izin pada orang tuanya untuk membunyikan peluit untuk melihat reaksi Aditia. Pada tiupan pertama terlihat Aditia terkejut tapi tidak mengeluarkan suara ataupun menangis. Pada tiupan kedua  dan ketiga tidak memperlihatkan respons. Begitu juga pada saat volume radio diperkeras, dia tetap tidak memberikan respons. tapi saat pintu kamar ditutup dengan keras Aditia kelihatan terkejut tapi tidak mengeluarkan suara maupun tangisan. Setelah diamati lebih lanjut, dengan membanting pintu yang kedua kali dia tidak terkejut dan biasa saja. dengan kejadian ini, pengamat berasumsi bahwa bayi hanya akan menunjukkan respon terkejut jika mendengar suara keras yang menurut dia baru dan tidak akan memperdulikan suara-suara yang sudah biasa didengarnya. Hal ini mengindikasikan bahwa bayi tidak tuli dan bisa mendengar karena dia bisa membedakan mana suara yang baru dan mana yang biasa didengar.
Bayi juga sudah dapat membedakan rasa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan. Contoh kasus Aditia yang cenderung menyukai rasa yang manis daripada rasa yang lain. Dia akan menghisap dengan kuat jika diberi madu atau susu. Namun dia akan menunjukkan ekspresi kecut jika diberi air putih atau air jeruk.
Berdasarkan pengamatan diatas, pengamat berasumsi bahwa anggapan dasar bahwa bayi dibawah 40 hari tidak dapat mengecap, melihat, mendengar, mencium atau merasakan sakit itu tidak selalu benar. Secara fisik mungkin mereka masih tergolong lemah dan tak berdaya, namun sebenarnya mereka sedang mempelajari lingkungan mereka. Terbukti dengan adanya kegiatan rutin yang menimbulkan respon Aditia yang mengindikasikan dia sedang belajar dari pengalaman.

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson        Pengantar Psikologi jilid 1, Jakarta, Interaksara
2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar